468x60 Ads

This is featured post 1 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 2 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

TAIPEI, KOMPAS.com - Oleh para pengamat dan analis, pasar PC dunia saat ini dikatakan sedang stagnan, bahkan cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Hal itu pun disadari oleh raksasa komputer asal Amerika Serikat, Dell. Menyikapi tantangan tersebut, Dell mengaku tidak terlalu khawatir. Pihaknya menyatakan telah menyiapkan beberapa strategi untuk tetap bertahan di bisnis ini. Salah satunya dengan membanjiri pasar dengan laptop hybrid 2-in-1, laptop yang sekaligus bisa menjadi tablet PC.

Vice President Dell Consumer Product Marketing Ray Wah mengungkap sejumlah data yang dikutipnya dari International Data Corporation. Ia menjelaskan, di periode kuartal pertama tahun 2016, penjualan PC global mengalami penurunan sebesar 11 persen dibandingkan tahun lalu. 

Uniknya, pasar laptop 2-in-1 malah tumbuh pesat, yakni 26 persen. Artinya, perangkat laptop yang juga bisa difungsikan sebagai tablet itu memang sedang naik daun.

"Saat ini, mulai banyak orang yang menyadari bahwa laptop 2-in-1 menawarkan banyak fungsi," tutur Ray kepada sejumlah media asal Indonesia, termasuk reporter KompasTekno, Deliusno, di Taipei, Taiwan, Selasa (31/5/2016). 
Deliusno/KOMPAS.comDell Inspiron 17 7000 2-in-1 dalam mode tablet.
Dell pun sangat serius menggarap pasar laptop 2-in-1 ini. Hal itu terungkap dari pernyataan Ray yang mengatakan Dell ingin menjadi raja di segmen tersebut.

"Kami senang merilis laptop 2-in-1 ukuran layar 17 inci pertama dunia. Kami juga merilis 5 laptop 2-in-1 lain. Laptop 2-in-1 akan menjadi kategori yang akan kami menangkan," tegas Ray. 

Dalam sebuah acara di Taipei, Taiwan, Dell merilis berbagai produk laptop 2-in-1 baru. Perangkat yang paling menarik perhatian adalah Inspiron 17 7000 2-in-1. Perangkat ini memiliki layar berukuran 17 inci dengan resolusi Full HD. 

Selain itu, Inspiron 7000 juga bakal hadir dalam bentang layar 13 inci dan 15 inci. Laptop ini merupakan seri paling high-end yang dimiliki Dell di kategori 2-in-1.

Seri lainnya, yang mengisi segmen kelas entry dan menengah adalah Inspiron 3000 (11,6 inci) dan Inspiron 5000 (13 dan 15 inci). Semua model tersebut akan masuk ke Indonesia dalam waktu dekat. Hanya saja, belum diketahui varian ukuran layar mana saja yang akan dihadirkan oleh Dell.
READ MORE

KOMPAS.com - Seiring dengan kehadiran produk-produk headset, seperti Oculus Rift dan HTC Vive, teknologi Virtual Reality (VR) mulai naik daun di ranah gaming PC.

Sayangnya, menurut Senior VP and Chief Architect Radeon Technologies Group AMD, Raja Koduri, game VR yang tersedia saat ini baru bisa dinikmati segelintir gamer karena membutuhkan komputer bertenaga besar dengan harga mahal pula.

“Dari 1,43 miliar PC yang ada di seluruh dunia saat ini, hanya 1 persen yang bisa menikmati VR,” ujar Koduri saat berbicara dalam acara peluncuran kartu grafis Radeon RX 480 di Taipei, Taiwan, Rabu (1/6/2016).

Persoalan inilah yang dilihat sebagai peluang dan coba diatasi oleh AMD dengan meluncurkan keluarga chip pengolah grafis (GPU) baru berkode nama “Polaris”, seperti yang tertanam di kartu grafis Radeon RX480.

Polaris digadang-gadang menjadi basis kartu grafis murah meriah yang cukup bertenaga untuk menjalankan VR. AMD mengincar ceruk pasar di kisaran 100-300 dollar AS karena sebagian besar gamer (84 persen) membeli kartu grafis yang dibanderol di rentang harga tersebut.

“(Sebelum kemunculan Polaris) Belum ada kartu grafis di kisaran harga tersebut (100-300 dollar AS) yang sanggup menjalankan VR,” imbuh Koduri.

Radeon RX 480 sendiri adalah kartu grafis kelas menengah yang dibanderol dengan harga 200 dollar AS. RX 480 merupakan produk pertama dengan GPU Polaris yang diluncurkan AMD.

Ke depan, ada kemungkinan vendor chip ini akan merilis model-model lain untuk menduduki rentang harga 100-300 dollar AS tersebut. AMD pun optimis bisa menjadi pilihan bagi 100 juta orang (gamer) pertama yang ingin menikmati VR.

“Kami ingin memulai itu sekarang. Bukan enam bulan dari sekarang atau tahun depan. Itulah tujuan yang ingin kami capai dengan Polaris,” kata Koduri.

Memasyarakatkan VR

Virtual Reality menjadi tema yang berulangkali didengung-dengungkan oleh AMD. Keluarga GPU Polaris diharapkan bisa menambah jumlah pengguna yang bisa menikmati VR di rumah.

Mengapa harus ditambah? AMD menjelaskan jumlah pengguna yang besar diperlukan untuk mendorong perkembangan ekosistem VR secara keseluruhan.

Semakin banyak jumlah konsumen potensial di pasaran (pengguna yang komputernya mampu menjalankan VR), semakin terdorong pula para developer dan publisher untuk menelurkan aneka judul aplikasi VR yang berkualitas.

Untuk merangkul sebanyak mungkin konsumen, AMD pun membanderol Polaris (selaku kartu grafis yang diklaim mampu menjalankan VR dengan mulus) di kisaran harga relatif terjangkau. 

“Dengan kemampuannya, Radeon RX 480 akan memasyarakatkan VR. Kartu grafis ini harganya 199 dollar, tapi dirancang seperti produk premium berharga 500 dollar AS,” kata Koduri sesumbar. 

Pun begitu, agaknya masih butuh waktu sebelum VR benar-benar bisa dinikmati oleh semua orang di komputer. Pasalnya,  komponen-komponen pendukung lain di luar kartu grafis masih relatif mahal.

VR, misalnya, juga memerlukan prosesor yang andal. Headset VR dari Oculus dan HTC pun benderolnya masih mahal di kisaran harg 600 dollar AS hingga 800 dollar AS.

AMD telah melakukan langkahnya dengan meluncurkan kartu grafis “VR” dengan harga relatif terjangkau. Kapan pemain-pemain yang lain akan ikut serta?
READ MORE